Dunia kesehatan Indonesia belakangan ini dibuat ramai oleh munculnya Virus Zika yang ditengarai beredar di Indonesia. Temuan Virus Zika ini pertama kali diungkap oleh Deputi Direktur Eikjman Institute, Dr. Herawati Sudoyo Ph.D. Lembaga tersebut mengindentifikasi bahwa pada awal semester 2015 lalu, Virus Zika berhasil menyebar di kawasan Jambi di Pulau Sumatera.
Temuan ini sangat menggegerkan, mengingat virus Zika biasanya hanya menyebar di area pasifik dan kawasan Afrika. Baru kali ini Virus Zika ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Seperti apa sebenarnya Virus Zika tersebut dan apa akibat yang muncul jika terjadi serangan infeksi Virus Zika?
Apa itu Virus Zika?
Virus Zika adalah salah satu jenis virus yang cara penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus ini berasal dari kelompok arbovirus dan memiliki kesamaan dengan virus dengue. Virus Zika merupakan anggota family dari virus penyebab penyakit kuning, chikungunya, dan demam berdarah. Virus Zika yang telah menjangkiti korban akan menunjukkan gejala seperti ruam di lengan atas, leher, wajah, dan sakit kepala. Selanjutnya, gejala yang dirasakan akan menyebar ke kaki dan telapak tangan, nyeri punggung, dan demam. Virus zika termasuk ke dalam anggota keluarga Flaviviridae dan ditularkan melalui nyamuk kepada manusia.
Pada dasarnya, Virus Zika tidaklah menyebabkan penyakit berat seperti demam berdarah, walaupun virus ini adalah flavivirus yang berkaitan dengan demam berdarah, demam kuning, virus ensefalitis Jepang, dan West Nile. Akan tetapi, jika yang terjangkiti virus tersebut seorang ibu hamil, maka akan berakibat fatal. Risiko yang ditimbulkan akan berpengaruh pada perkembangan janin. Virus ini dikaitkan dengan mikrosefali, yakni suatu kondisi dimana bayi yang lahir memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang terhambat.
Pada tahun 2015, bayi yang lahir dengan kondisi mikrosefali melonjak tajam di Brazil. Namun, menurut Centers for Disease Control and Pervention (CDC), dibutuhkan lebih banyak informasi agar dapat menyimpulkan hubungan itu. Sebab, ada banyak sebab terjadinya mikrosefali pada bayi, diperlukan waktu untuk menentukan penyebab kasus tersebut.
Virus ini berhasil teridentifikasi pertama kali pada tahun 1947 di negara Uganda. Ketika itu, kasus infeksi virus Zika didapati saat menjangkiti kera asli endemik Uganda. Kemudian, tak membutuhkan waktu lama virus ini berhasil menjangkiti manusia. Bahkan, infeksi terparah terjadi pada tahun 1954, dimana menyerang sejumlah populasi manusia secara meluas di kawasan Afrika.
Setelah Afrika, kasus infeksi Virus Zika ditemukan juga pada tahun 2007 di Yap Island, pulau yang terletak di kawasan Pasifik Mikronesia. Sejak saat itu, kemunculan virus ini beberapa kali teridentifikasi di kawasan Pasifik. Khusus, di kawasan Asia Tenggara, kasus ini tergolong sangat langka.
Negara-negara yang pernah melaporkan terjadinya infeksi virus Zika adalah Brazil, Bolivia, Barbados, Dominican Republic, Colombia, Cap Verde, French Guiana, El Savador, Ecuador, Guyana, Guatemala, Guadeloupe, Martinique, Honduras, Haiti, Paraguay, Panama, Mexico, Suriname, Saint Martin, Puerto Rico, Yap, dan Venezuela.
Oleh karena kesamaan gejala awal ini, seringkali membuat proses identifikasi penyakit menjadi keliru. Namun, terdapat gejala khas yang dapat membedakan virus Zika dengan penyakit demam berdarah. Tanda khas tersebut antara lain:
Selain pada ibu hamil, efek serius terjadinya infeksi virus Zika ini jika menyerang lansia. Oleh karena penyakit ini menyerang otot dan persendian, menyebabkan lansia akan sulit untuk bergerak. Hal ini terkadang memerlukan proses penyembuhan yang lebih lama. Bahkan, beberapa laporan kerusakan sendi ringan saja harus memerlukan perawatan ekstra.
Langkah-langkah yang dapat diambil agar infeksi Virus Zika tidak terjadi antaral lain:
Pada dasarnya, Virus Zika tidaklah menyebabkan penyakit berat seperti demam berdarah, walaupun virus ini adalah flavivirus yang berkaitan dengan demam berdarah, demam kuning, virus ensefalitis Jepang, dan West Nile. Akan tetapi, jika yang terjangkiti virus tersebut seorang ibu hamil, maka akan berakibat fatal. Risiko yang ditimbulkan akan berpengaruh pada perkembangan janin. Virus ini dikaitkan dengan mikrosefali, yakni suatu kondisi dimana bayi yang lahir memiliki kepala kecil dan perkembangan otak yang terhambat.
Pada tahun 2015, bayi yang lahir dengan kondisi mikrosefali melonjak tajam di Brazil. Namun, menurut Centers for Disease Control and Pervention (CDC), dibutuhkan lebih banyak informasi agar dapat menyimpulkan hubungan itu. Sebab, ada banyak sebab terjadinya mikrosefali pada bayi, diperlukan waktu untuk menentukan penyebab kasus tersebut.
Cara Penyebaran Virus Zika
Virus Zika dikategorikan sebagai salah satu penyakit menular yang timbul dengan kemungkinan untuk menyebar ke wilayah-wilayah baru di mana terdapat nyamuk Aedes. Virus Zika telah dilaporkan keberadaannya di daerah Asia Tenggara, Afrika, Kepulauan Pasifik, dan di Karibia dan Amerika Latin baru-baru ini.Virus ini berhasil teridentifikasi pertama kali pada tahun 1947 di negara Uganda. Ketika itu, kasus infeksi virus Zika didapati saat menjangkiti kera asli endemik Uganda. Kemudian, tak membutuhkan waktu lama virus ini berhasil menjangkiti manusia. Bahkan, infeksi terparah terjadi pada tahun 1954, dimana menyerang sejumlah populasi manusia secara meluas di kawasan Afrika.
Setelah Afrika, kasus infeksi Virus Zika ditemukan juga pada tahun 2007 di Yap Island, pulau yang terletak di kawasan Pasifik Mikronesia. Sejak saat itu, kemunculan virus ini beberapa kali teridentifikasi di kawasan Pasifik. Khusus, di kawasan Asia Tenggara, kasus ini tergolong sangat langka.
Negara-negara yang pernah melaporkan terjadinya infeksi virus Zika adalah Brazil, Bolivia, Barbados, Dominican Republic, Colombia, Cap Verde, French Guiana, El Savador, Ecuador, Guyana, Guatemala, Guadeloupe, Martinique, Honduras, Haiti, Paraguay, Panama, Mexico, Suriname, Saint Martin, Puerto Rico, Yap, dan Venezuela.
Gejala Penyakit Virus Zika
Para ahli menemukan adanya kesamaan gejala antara demam Zika dengan demam berdarah. Kedua penyakit ini sama-sama diawali dengan demam yang naik turun dan rasa linu yang hebat pada tulang dan persendian. Gejala lainnya, yakni rasa lemah dan lesu yang hebat, rasa tidak nyaman di perut, mual dan pusing.Oleh karena kesamaan gejala awal ini, seringkali membuat proses identifikasi penyakit menjadi keliru. Namun, terdapat gejala khas yang dapat membedakan virus Zika dengan penyakit demam berdarah. Tanda khas tersebut antara lain:
- Kecenderungan demam yang tidak terlalu tinggi, suhu tubuh maksimal hanya sampai 38 derajat celcius. Seperti halnya demam berdarah, demamnya naik turun.
- Biasanya, beberapa ruam muncul di kulit berbentuk ruam lebar atau makupapular disertai dengan benjolan tipis. Ruam ini terkadang meluas membentuk warna merah tua atau kecoklatan yang menonjol dan mendatar.
- Timbul rasa nyeri pada otot dan persendian. Kadang-kadang disertai bengkak dan lebam pada otot dan persendian tersebut mirip ketika terbentur dan keseleo.
- Sering muncul keluhan infeksi mata dengan mata kemerahan. Hal karena terjadi ruam pada bagian dalam kelopak mata dengan warna yang sangat kuat.
Virus Zika pada Wanita Hamil dan Lansia
Bahaya terbesar yang diakibatkan oleh infeksi Virus Zika adalah jika menginfeksi ibu hamil. Virus ini sangat mudah menyebar kepada janin jika ibunya positif terinfeksi virus. Virus ini akan menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat pada otak hingga menyebabkan kerusakan. Bayi lahir akan mengalami cacat dengan ukuran otak yang kecil (mikrosefalus). Hal inilah yang terjadi di Brazil pada tahun 2015 lalu, yakni kasus bayi lahir mikrosefalus yang meningkat secara signifikan.Selain pada ibu hamil, efek serius terjadinya infeksi virus Zika ini jika menyerang lansia. Oleh karena penyakit ini menyerang otot dan persendian, menyebabkan lansia akan sulit untuk bergerak. Hal ini terkadang memerlukan proses penyembuhan yang lebih lama. Bahkan, beberapa laporan kerusakan sendi ringan saja harus memerlukan perawatan ekstra.
Pengobatan Virus Zika
Umumnya, infeksi Virus Zika akan sembuh sendiri oleh kekebalan tubuh. Untuk membantu proses penyembuhan, pasien dianjurkan untuk memperbanyak asupan mineral seperti fosfor dan zink. Selain itu, pemberian vitamin akan sangat membantu, seperti vitamin C, A, dan B agar kekebalan tubuh makin meningkat. Dianjurkan juga untuk minum lebih banyak air. Sistem kekebalan tubuh akan semakin meningkat untuk melawan virus hingga berhasil disingkirkan.Langkah-langkah yang dapat diambil agar infeksi Virus Zika tidak terjadi antaral lain:
- Pakailah krim anti nyamuk untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk. Dapat juga dibantu dengan memakai celana panjang atau baju berlengan panjang saat diluar rumah.
- Selubungi tempat tidur bayi menggunakan kelambu agar terhindar dari gigitan nyamuk. Jangan menggunakan krim anti nyamuk.
- Bersihkan bak mandi atau tempat-tempat penampungan air secara teratur.
- Perbanyak istirahat dan minum air putih.
- Konsultasikan ke dokter jika tubuh menunjukkan gejala infeksi Virus Zika.