Alat musik melodis adalah alat musik yang biasanya membunyikan melodi di suatu lagu, biasanya alat musik ini tidak dapat memainkan kord secara sendirian. Dalam pengertian lainnya, alat musik melodis ialah alat musik yang memiliki irama atau bernada, biasanya fungsi alat musik melodis untuk pengatur nada sebuah musik atau lagu. Contoh alat musik melodis diantaranya adalah angklung, bonang, dan mandolin.
Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar bagi seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu. Dalam lembaran musik, ekspresi selain timbul secara alamiah dari seorang penyanyi (internal), juga dapat dituntun dengan tanda (signal) berupa istilah, ungkapan dalam bahasa asing. Tentu saja setiap lagu mempunyai ekspresi berbeda tergantung isi/tema puisi/liriknya.
Kadangkala suatu lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal penyajian, kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras, kembali melembut pada bagian tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada bagian akhir. Perubahan keras-lembutnya lagu ini akan memberikan nuansa penjiwaan pada penyajian lagu. Di dalam musik, keras lembutnya lagu ini ditandai dengan rambu-rambu dinamik, sedangkan tanda-tandanya disebut tanda dinamik yang berupa istilah maupun tanda (signal). Rambu-rambu dinamik itu ditulis di bagian-bagian lagu yang memerlukan perubahan keras-lembut.
Salah satu tanda ekspresi musik yaitu dinamik. Dinamik merupakan salah satu unsur musik yang menunjukkan keras lembutnya lagu dinyanyikan. Dinamik ditandai dengan istilah bahasa Itali.
Tanda dinamika dapat diletakkan di awal, tengah, akhir, atau di mana saja dalam sebuah komposisi musik dan dimainkan hanya pada nada yang diberi tanda saja. Jika tanda dinamika tidak terlihat maka nada dimainkan dengan volume sedang. Berikut merupakan tanda-tanda yang digunakan untuk menunjukkan bunyi keras maupun bunyi lembut dalam lagu.
Crescendo dan Decrescendo
Untuk mengubah tanda dinamik digunakan tanda perubahan dinamik. Tanda tersebut adalah (cresendo) dan (decresendo). Tanda crescendo digambarkan dengan (<) panjang dan descrescendo digambarkan dengan (>) panjang, biasa disebut juga dengan "penjepit rambut" (hairpin).Hairpin biasanya berada di bawah paranada, namun dapat juga ditemukan di atas paranada terutama pada partitur vokal. Cresc. dan decresc. dimainkan sampai akhir dari tanda itu sendiri.
Tanda (cresendo) berarti melodi dinyanyikan semakin lama semakin keras. Sebaliknya, melodi dengan tanda (decresendo) dinyanyikan semakin lama semakin lembut. Keras lembutnya bunyi dalam lagu akan mempengaruhi suasana lagu sehingga memberi kesan indah pada lagu.
Pemakaian dinamik dalam setiap lagu berlainan, dise su aikan dengan corak dan syair lagu yang dinyanyikan. Perhatikan contoh apresiasi dinamik lagu berikut.
Lagu ”Syukur” bersifat agung. Untuk memunculkan keagungan lagu ini maka diberikan tanda dinamik yang berbeda. Isi syair pada enam birama pertama yaitu keteguhan hati terhadap sang Pencipta. Pada bagian ini dua birama pertama diberi dinamik lembut (p), satu birama selanjutnya agak keras (mf), dan dua birama terakhir lembut (p).
Pada puncak lagu digunakan dinamik keras (f). Maksud lagu yang sebenarnya terdapat pada bagian ini, maka diberi dinamik keras (f).
Pada empat birama terakhir kembali lembut (p). Dipilih dinamik lembut karena syair lagunya merupakan ucapan syukur kepada Tuhan.
Lagu Syukur yang termasuk jenis lagu himne (gita puja), pujian kepada Tuhan, merupakan lagu pertama ciptaan Mutahar dan untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada khayalak ramai pada Januari 1945. Itu berarti beberapa bulan menjelang Proklamasi RI (17 Agustus 1945) yang diumumkan oleh Soekarno-Hatta, Mutahar ingin mengungkapkan magnifikasi (pernyataan pujian) yang agung ke seluruh penjuru tanah air lewat lagu Syukur itu. Tembang dengan syair menegaskan kepada kita bahwa tanah air Indonesia yang sebentar lagi akan merdeka adalah sebuah karunia Tuhan.
Ekspresi menjadi bagian terpenting dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan menterjemahkan karya seni musik menjadi tantangan terbesar bagi seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu. Dalam lembaran musik, ekspresi selain timbul secara alamiah dari seorang penyanyi (internal), juga dapat dituntun dengan tanda (signal) berupa istilah, ungkapan dalam bahasa asing. Tentu saja setiap lagu mempunyai ekspresi berbeda tergantung isi/tema puisi/liriknya.
Kadangkala suatu lagu dinyanyikan dengan sangat lembut pada awal penyajian, kemudian berangsur-angsur keras, atau mendadak keras, kembali melembut pada bagian tertentu, kemudian mengeras atau melembut pada bagian akhir. Perubahan keras-lembutnya lagu ini akan memberikan nuansa penjiwaan pada penyajian lagu. Di dalam musik, keras lembutnya lagu ini ditandai dengan rambu-rambu dinamik, sedangkan tanda-tandanya disebut tanda dinamik yang berupa istilah maupun tanda (signal). Rambu-rambu dinamik itu ditulis di bagian-bagian lagu yang memerlukan perubahan keras-lembut.
Salah satu tanda ekspresi musik yaitu dinamik. Dinamik merupakan salah satu unsur musik yang menunjukkan keras lembutnya lagu dinyanyikan. Dinamik ditandai dengan istilah bahasa Itali.
Tanda dinamika dapat diletakkan di awal, tengah, akhir, atau di mana saja dalam sebuah komposisi musik dan dimainkan hanya pada nada yang diberi tanda saja. Jika tanda dinamika tidak terlihat maka nada dimainkan dengan volume sedang. Berikut merupakan tanda-tanda yang digunakan untuk menunjukkan bunyi keras maupun bunyi lembut dalam lagu.
- piano (p) artinya lembut
- pianissimo (pp) artinya lembut sekali
- mezzo piano (mp) agak lembut
- forte (f) artinya keras
- fortessimo (ff) artinya keras sekali
- mezzo forte (mf) artinya agak keras
Crescendo dan Decrescendo
Untuk mengubah tanda dinamik digunakan tanda perubahan dinamik. Tanda tersebut adalah (cresendo) dan (decresendo). Tanda crescendo digambarkan dengan (<) panjang dan descrescendo digambarkan dengan (>) panjang, biasa disebut juga dengan "penjepit rambut" (hairpin).Hairpin biasanya berada di bawah paranada, namun dapat juga ditemukan di atas paranada terutama pada partitur vokal. Cresc. dan decresc. dimainkan sampai akhir dari tanda itu sendiri.
Tanda (cresendo) berarti melodi dinyanyikan semakin lama semakin keras. Sebaliknya, melodi dengan tanda (decresendo) dinyanyikan semakin lama semakin lembut. Keras lembutnya bunyi dalam lagu akan mempengaruhi suasana lagu sehingga memberi kesan indah pada lagu.
Pemakaian dinamik dalam setiap lagu berlainan, dise su aikan dengan corak dan syair lagu yang dinyanyikan. Perhatikan contoh apresiasi dinamik lagu berikut.
Lagu ”Syukur” bersifat agung. Untuk memunculkan keagungan lagu ini maka diberikan tanda dinamik yang berbeda. Isi syair pada enam birama pertama yaitu keteguhan hati terhadap sang Pencipta. Pada bagian ini dua birama pertama diberi dinamik lembut (p), satu birama selanjutnya agak keras (mf), dan dua birama terakhir lembut (p).
Pada puncak lagu digunakan dinamik keras (f). Maksud lagu yang sebenarnya terdapat pada bagian ini, maka diberi dinamik keras (f).
Pada empat birama terakhir kembali lembut (p). Dipilih dinamik lembut karena syair lagunya merupakan ucapan syukur kepada Tuhan.
Lagu Syukur yang termasuk jenis lagu himne (gita puja), pujian kepada Tuhan, merupakan lagu pertama ciptaan Mutahar dan untuk pertama kalinya diperkenalkan kepada khayalak ramai pada Januari 1945. Itu berarti beberapa bulan menjelang Proklamasi RI (17 Agustus 1945) yang diumumkan oleh Soekarno-Hatta, Mutahar ingin mengungkapkan magnifikasi (pernyataan pujian) yang agung ke seluruh penjuru tanah air lewat lagu Syukur itu. Tembang dengan syair menegaskan kepada kita bahwa tanah air Indonesia yang sebentar lagi akan merdeka adalah sebuah karunia Tuhan.