Bilangan oktan adalah angka / bilangan yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan sebelum bensin terbakar secara spontan.
Bilangan Oktan ini juga kerap di kenal dengan sebutan RON (Research Octane Number). Semakin tinggi bilangan oktan (RON) pada sebuah bensin, maka semakin besar pula tekanan yang dibutuhkan agar bahan bakar bisa terbakar secara spontan.
Bilangan oktan ini memiliki pengaruh terhadap nilai rasio kompresi yang digunakan pada mesin. Semakin tinggi nilai rasio kompresi mesin, maka semakin tinggi pula bilangan oktan yang dibutuhkan. Kondisi ini dibutuhkan guna menciptakan kondisi kerja mesin yang optimal.
Oiya, untuk pengertian rasio kompresi mesin sendiri adalah nilai yang mewakili rasio volume ruang pembakaran dari kapasitas terbesar ke kapasitas terkecil.
Pada mesin yang menggunakan piston, rasio kompresi yang dimaksud adalah rasio antara volume silinder dan ruang bakar ketika piston berada di titik mati bawah berbanding volume ruang bakar saat piston berada di titik mati atas.
Sebagai contoh, silinder dan ruang bakar dengan piston berada di Titik Mati Bawah berisi 1000 cc udara. Setelah piston bergerak ke posisi Titik Mati Atas dan volume yang tersisa adalah volume ruang bakar dengan isi 100 cc udara, maka rasio kompresi akan proporsional digambarkan sebagai 1000 : 100, atau dengan pecahan pengurangan, rasio kompresi mesin menjadi 10 : 1 (sepuluh banding satu).
Jika sebuah mesin dirancang untuk menggunakan bensin dengan oktan tinggi namun dipaksa menggunakan oktan rendah, maka mesin akan mudah mengalami knocking akibat bahan bakar yang terbakar lebih dulu sebelum busi memercikan apinya. Baca : Memahami knocking (detonasi) pada mesin bensin.
Selain itu, akibat dari pembakaran yang tidak sempurna di dalam silinder mesin, maka ruang bakar menjadi lebih cepat kotor, berjelaga, dan penuh dengan deposit sisa pembakaran. Efeknya membuat performa mesin semakin hari akan semakin cepat menurun dibandingkan jika mesin tersebut menggunakan jenis bahan bakar dengan bilangan oktan yang sesuai.
Di Indonesia sendiri setidaknya terdapat empat jenis bensin dengan bilangan oktan tertentu yang diperjual belikan secara bebas di masyarakat umum, mulai dari nilai oktan 88, 90, 92, dan tertinggi adalah 95.
Bilangan oktan 88 cocok digunakan untuk mesin dengan rasio kompresi 7-9 : 1. Bilangan oktan 90 cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 9-10 : 1. Bilangan oktan 92 cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 10-11 : 1, dan yang terakhir adalah bilangan oktan 95 yang cocok digunakan untuk mesin dengan rasio kompresi 11-12 : 1
Baca juga :
Saat ini, terdapat 3 nama operator besar yang ombro ketahui menjual bensin melalui SPBU-SPBU dan banyak tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Pertamina, Shell, dan Total.
Masing-masing operator ini menyediakan jenis bensin bedasarkan bilangan oktan yang ada dengan penamaan yang berbeda, seperti misalnya untuk Pertamina yang menjual bensin dengan bilangan oktan 92, dilabeli dengan nama Pertamax. Sedangkan untuk Shell dinamai Shell Super untuk jenis bensin dengan bilangan oktan 92.
Nah, untuk mempermudah sobat dalam mngklasifikasi jenis bensin berdasarkan bilangan oktan dan nilai rasio kompresi mesin yang cocok digunakan, berikut ombro sisipkan tabel jenis bahan bakar berdasarkan bilangan oktan pada masing-masing operator SPBU berikut rasio kompresi mesinnya.
Berikut tabel jenis bensin berdasarkan bilangan oktan dan rasio kompresi mesin yang cocok digunakan :
Demikianlah artikel jenis bensin berdasarkan bilangan oktan beserta rasio kompresi mesin yang cocok digunakan dari 3 operator penjualan bensin terbesar di Indonesia yang bisa ombro sampaikan semoga artikel ini bisa bermanfaat
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Info-Otomotif
Bilangan Oktan ini juga kerap di kenal dengan sebutan RON (Research Octane Number). Semakin tinggi bilangan oktan (RON) pada sebuah bensin, maka semakin besar pula tekanan yang dibutuhkan agar bahan bakar bisa terbakar secara spontan.
Bilangan oktan ini memiliki pengaruh terhadap nilai rasio kompresi yang digunakan pada mesin. Semakin tinggi nilai rasio kompresi mesin, maka semakin tinggi pula bilangan oktan yang dibutuhkan. Kondisi ini dibutuhkan guna menciptakan kondisi kerja mesin yang optimal.
Oiya, untuk pengertian rasio kompresi mesin sendiri adalah nilai yang mewakili rasio volume ruang pembakaran dari kapasitas terbesar ke kapasitas terkecil.
Pada mesin yang menggunakan piston, rasio kompresi yang dimaksud adalah rasio antara volume silinder dan ruang bakar ketika piston berada di titik mati bawah berbanding volume ruang bakar saat piston berada di titik mati atas.
Sebagai contoh, silinder dan ruang bakar dengan piston berada di Titik Mati Bawah berisi 1000 cc udara. Setelah piston bergerak ke posisi Titik Mati Atas dan volume yang tersisa adalah volume ruang bakar dengan isi 100 cc udara, maka rasio kompresi akan proporsional digambarkan sebagai 1000 : 100, atau dengan pecahan pengurangan, rasio kompresi mesin menjadi 10 : 1 (sepuluh banding satu).
Jika sebuah mesin dirancang untuk menggunakan bensin dengan oktan tinggi namun dipaksa menggunakan oktan rendah, maka mesin akan mudah mengalami knocking akibat bahan bakar yang terbakar lebih dulu sebelum busi memercikan apinya. Baca : Memahami knocking (detonasi) pada mesin bensin.
Selain itu, akibat dari pembakaran yang tidak sempurna di dalam silinder mesin, maka ruang bakar menjadi lebih cepat kotor, berjelaga, dan penuh dengan deposit sisa pembakaran. Efeknya membuat performa mesin semakin hari akan semakin cepat menurun dibandingkan jika mesin tersebut menggunakan jenis bahan bakar dengan bilangan oktan yang sesuai.
Di Indonesia sendiri setidaknya terdapat empat jenis bensin dengan bilangan oktan tertentu yang diperjual belikan secara bebas di masyarakat umum, mulai dari nilai oktan 88, 90, 92, dan tertinggi adalah 95.
Bilangan oktan 88 cocok digunakan untuk mesin dengan rasio kompresi 7-9 : 1. Bilangan oktan 90 cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 9-10 : 1. Bilangan oktan 92 cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 10-11 : 1, dan yang terakhir adalah bilangan oktan 95 yang cocok digunakan untuk mesin dengan rasio kompresi 11-12 : 1
Baca juga :
- Penyebab knocking dan cara mengatasinya
- Tune Up mobil mesin bensin dan komponen pemeriksaannya
- Cara kerja mesin bensin
Saat ini, terdapat 3 nama operator besar yang ombro ketahui menjual bensin melalui SPBU-SPBU dan banyak tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia, yaitu Pertamina, Shell, dan Total.
Masing-masing operator ini menyediakan jenis bensin bedasarkan bilangan oktan yang ada dengan penamaan yang berbeda, seperti misalnya untuk Pertamina yang menjual bensin dengan bilangan oktan 92, dilabeli dengan nama Pertamax. Sedangkan untuk Shell dinamai Shell Super untuk jenis bensin dengan bilangan oktan 92.
Nah, untuk mempermudah sobat dalam mngklasifikasi jenis bensin berdasarkan bilangan oktan dan nilai rasio kompresi mesin yang cocok digunakan, berikut ombro sisipkan tabel jenis bahan bakar berdasarkan bilangan oktan pada masing-masing operator SPBU berikut rasio kompresi mesinnya.
Berikut tabel jenis bensin berdasarkan bilangan oktan dan rasio kompresi mesin yang cocok digunakan :
Operator | Nama | Oktan / RON | Rasio kompresi |
---|---|---|---|
Pertamina | Premium | 88 | 7-9 : 1 |
Pertalite | 90 | 9-10 : 1 | |
Pertamax | 92 | 10-11 : 1 | |
Pertamax plus | 95 | 11-12 : 1 | |
Shell | Shell Regular | 90 | 9-10 : 1 |
Shell Super | 92 | 10-11 : 1 | |
Shell V-Power | 95 | 11-12 : 1 | |
Total | Performance 90 | 90 | 9-10 : 1 |
Performance 92 | 92 | 10-11 : 1 | |
Performance 95 | 95 | 11-12 : 1 |
Demikianlah artikel jenis bensin berdasarkan bilangan oktan beserta rasio kompresi mesin yang cocok digunakan dari 3 operator penjualan bensin terbesar di Indonesia yang bisa ombro sampaikan semoga artikel ini bisa bermanfaat
Artikel ini diarsipkan pada kategori : Info-Otomotif